CONTOH CARA MEMBUAT PUISI DENGAN NAMA SENDIRI (PUISI AKROSTIK) untuk pemula




PENGERTIAN PUISI AKROSTIK

Akrostik berasal dari bahasa Yunani, akrostichis. Artinya adalah sajak yang huruf awal dari setiap baris menyusun sebuah kata atau kalimat secara vertikal dari atas ke bawah.
Puisi Akrostik biasanya membicarakan apa yang menjadi susunan huruf yang membentuk sebuah kalimat di awal baris.


CARA MEMBUAT PUISI AKROSTIK: 

A. Pahami syarat-syarat puisi dan ketentuan puisi
- Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kiasan, padat, dan indah.

B. Pahami ciri-ciri puisi akrostik
- syair yg dimulai huruf pertama pada baris-baris yang berurutan dari sebuah bait membentuk alfabet, kata, atau frase.
- dibuat untuk membantu menghafal.
- Ide di balik bentuk ini adalah menyampaikan pesan yang berurutan, berkembang, dan sempurna.

B. Tentukan kata yang akan disusun sebagai puisi (misal: AKU, maka disusun menurun/vertikal)
A
K
U

C. Mulai menulis/merangkai kalimat dengan huruf depan yang telah di tentukan
Misal:
A: Ada pelangi di binar matamu
K: Kala tersenyum, seolah berpendar merayu
U: Untuk siapapun binar itu, seseorang itu tengah beruntung.



(CONTOH PUISI AKROSTIK BUATAN SENDIRI)


1. DENGAN NAMA SENDIRI

PUISI OKTAVIA

Ornamen di daun pintu mengingatkan daku;
Kenangan lampau perihal rasa yang dimulai dari gerbang pukul tujuh.
Tak kusangka, temani sepi menggiring hadirnya rindu.
Aroma wangi rambutmu, menjadi pemicu rancuku.
Vanila latte yang tak bosan kau minum, kini jadi canduku.
Inikah kegilaan asmaraloka yang digaung sang perindu?
Atau hanya daku yang terlampau memuja sosokmu?

::::

PUISI DINO

Diantara bayang-bayang kemuraman;
Indahnya sosokmu alihkan kesenduan.
Namun aku abai perihal perasaan;
Orang lain telah lebih dulu menyuguhkan lengan.

:::

PUISI NEYSA

Nona manis tengah berdiri di punggung langit.
Entah gerangan yang bersemayam dalam hati.
Yang terlihat hanya raut wajah sedih;
Siapa pula pemuda yang membuatnya merintih di bawah sabit.
Antara duka dan cinta, siapakah yang memulai?

:::

PUISI FITRI

Foto monokrom di album klasik membuka memori.
Inginku melangkah dan bersemayam pada silam yang telah berganti.
Tapi waktu tak lagi mengulang kembali;
Rindu hanyalah satu rasa yang tertinggal di sini.
Ingat-mengingat, hadirkan sesal tiada akhir.

:::

PUISI MAIYA SHAZZANIE

Melihatmu, seketika ragaku terbeku.
Alunan melodi mendengung;
Irama detak jantung berdegub
Yakin itu ulahmu.
Aku menggumam, perihal yang terjadi pada daku.
Sarayu mulai menerbangkan rindu.
Hanya lewat tatap mata satu-satu;
Aliran darah menggebu;
Zodiak tak lagi menjadi penentu.
Zambrud kemilau di antara kelopak matamu,
Alirkan rahsa yang tak mampu kutangguh.
Nirwana...
Inikah bidadari kemilau yang kau hadirkan untukku?
Enigma ini membelengguku, harapkan dia bagiku.

:::

PUISI ATHAILLAH

Aku tengah merindunya;
Tapi tak tahu bagaimana menyerunya;
Hingga dada sesak sebab menahan;
Ada gejolak yang tak sanggup kudekap
Ini menyesakkan, namun diri bisa apa?
Lantas diri bertanya...
Lewat mana kusampaikan perihal rasa;
Awan berarak, maukah sampaikan padika?
Halah... Lagi-lagi hamba hanya bisa merana.



2. DENGAN KATA BENDA

Pisau

Pada usang yang asing,
Inikah akhirnya?
Seusai manis, sepah pun terbuang.
Antara aku dan kamu,
Usailah seluruh kisah.

3. DENGAN NAMA HEWAN

Capung

Cerita selepas hujan reda telah usai,
Adakah alasan untuk menetap meski hujan berhenti.
Pasak seolah terpahat di jemari kaki,
Untuk beranjak pun harus dengan berat hati.
Nona, bisakah dikau tahan langkah ini?
Gemetar raga menolak batin yang ingin tetap di sini.




::::

Semoga bermanfaat,
Jangan lupa kunjungi cerita wattpadku ya^^



Komentar

Postingan Populer